Selasa, 01 November 2011 | By: Blackscript_Files

Wanita Berhidung Minimalis

Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Judulnya aneh juga ya? (haha)
Awalnya saya tidak pernah berpikir akan menulis postingan seperti ini, hanya saja setelah mencari ide dan memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita yang berhidung minim, saya jadi ingin menulis postingan ini.
Sebelumnya banyak kesimpang-siuran kabar tentang siapa yang saya maksud “Wanita Berhidung Minimalis” atau “Wanita Tanpa Hidung” ini setelah saya meng-update status di facebook saya, ada yang bilang Si A…. lah, Si M…. lah, Si E…. lah, Si Bambang lah, Si Junaidi lah. Tapi semua itu ga benar, hanya saya yang tau dang a boleh ada yang tau.
Sebagai pendahuluan ada baiknya kita tahu dulu apa arti dari “Wanita Berhidung Minimalis”, yaitu :
Wanita
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk ''homo sapiens'' berjenis kelamin betina. Lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui. (Wikipedia)
Hidung
            Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
(Wikipedia)
Minimalis
Minimal bisa disebut sebagai tingkatan terkecil dari suiatu satuan. Istilah minimalis sering digunakan untuk menyebut suatau perbuatan atau keadaan yang minimal, keadaan yang terjerat dalam perspektif dan visi minimalisme. Sedangakan minimalisme dalam posmodern adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi minimalis, dalam artian ia dibangun oleh dasar, determinasi, keberaturan, ketetapan yang minimal. (Filsafat) Apa-apaan ini??
Jadi bisa disimpulkan bahwa
“Wanita Berhidung Minimalis” adalah Wanita yang Berhidung tidak Mancung atau dalam bahasa kasarnya “PESEK”.(haha)
Pesek adalah sebuah bentuk hidung yang minimalis dan tidak boros tempat pada muka, orang yang pesek akan kelihatan lebih *ehm Chubby (Tembem) dan biasanya kelopak matanya akan lebih turun dari sewajarnya.
Saya sebenarnya agak  heran dengan istilah Ababil Zaman sekarang, Mereka menyederhanakan Kata Tembem/Gendut menjadi Chubby agar terdengar lebih baik dari sebutan awalnya (Tembem/Gendut).
Coba lihat bedanya :
A : Hei Gendut !
B : Apa? Plakkk ! (Cap 5 Jari tepat di pipi anda)

A : Hei Chubby !
B : Iyaa, J J  (Dengan senyum ala Cacing kelindas Truk di aspal panas)
Haha
Sorry ya untuk cewe-cewe ababil yang *ehm Chubby, ini Cuma becanda kok. :D
Sekarang kita lanjut ke ceritanya :
Pada suatu hari, dipagi yang buta (ga punya mata) seperti biasa saya bersiap-siap untuk berangkat bekerja dan mulai mengendarai Naga saya (Sinetron Laga Indosiar), saya melihat sesosok wanita tanpa hidung yang melewati depan rumah saya. (Serem bgt ya). Dan dia lewat begitu saja. TAMAT (???? Maksud nya apaan nih???)
Sebelumnya saya ga pernah berpikir untuk suka dengan wanita ini, bayangkan dengan hidung yang segitu dia mampu membuat saya jatuh hati, Ga Mungkinn !!!
Tapi ternyata saya salah, saya baru sadar kalau saya memang suka Wanita yang berhidung minim, sebuah hal kecil yang menjadi patokan penilaian saya terhadap wanita. Ga bisa dipungkiri memang saya suka terhadap wanita tanpa hidung tersebut, apalagi semenjak intensitas pertemuan kami meningkat. Saat wanita itu mondar-mandir di depan rumah saya dulu, saya hanya menganggap dia wanita ababil biasa yang selalu menutup helm nya saat melintas di depan saya. Tapi saya menemukan sesuatu yang berbeda dari kepribadiannya, sesuatu yang saya kira belum tentu ada di setiap wanita ababil lainnya, oh iya saya baru ingat dia bukan ababil Cuma agak sedikit labil aja. Saat saya bilang suka pada wanita itu, dia kaget dan katanya “Sumpeh lo? Langsung Speechless dengernya.” (Maklum lah, kalo cewe emang suka pura-pura ga ngerti gitu kalo di tembak).
Dia tanya : “Kenapa kamu suka sama aku?”
Saya jawab : “Karena ga ada alas an untuk ga suka sama kamu”.
(ngakak)
Saya tanya balik : “Perasaan kamu gimana?”
Dia jawab : “Jujur ya, sebenarnya aku juga suka sama kamu dari awal.”
Saya tanya lagi : “Ohh” (Pura-pura tetap tenang, padahal seneng banget tuh)
                              “Alasannya kamu suka?”
Dia jawab : “Sikap kamu itu, berwibawa gimana gitu”

Dan setelah lama menjalani Hubungan tanpa kepastian, akhirnya kami memutuskan untuk berkomitmen dan menerima segala konsekuensinya , itu tepat tanggal 19 oktober 2011.

Hari-hari bersama WBM (Wanita Berhidung Minim) ini saya lewati dengan senyuman, setiap sms yang dia kirim hanya akan membuat saya tersenyum dan tertawa, ternyata dia lebih asik daripada kelihatannya.
Tiba saatnya malam minggu pertama saya, schedule anak-anak muda zaman sekarang saat malam minggu kan biasanya “Apel” (Bukan makanan), begitu juga dengan saya, mau tidak mau saya juga harus ngapel (bukan Ngepel) karena intensitas pertemuan kami semakin berkurang. Nah, disinilah musibah itu dimulai ! (Jreeennggg!)
Sialnya, selama 6 kali berpacaran saya belum pernah ngapel sama sekali, saya pikir malam minggu ini akan jadi pengalaman pertama saya.
Perasaan gugup dan gundah gulana (lebay) mulai menghinggapi saya, banyak hal yang saya takutkan dengan malam minggu pertama ini, mulai dari takut sama Ortu nya sampai takut salah alamat (Ayu tong-tong). Atas pertimbangan demikian, saya memutuskan untuk menemui dukun yang selama ini saya percaya untuk menghilangkan kegugupan saya, nama nya Mbah Google.
Secepat kilat tangan saya membuka
WWW.GOOGLE.COM dan menuliskan kata kunci “Cara menghadapi calon mertua”, “Cara menaklukan Mertua”, sampai “Cara Ngapel yang Baik dan Benar”, dan hasilnya saya menemukan ini :
10 Jurus menghadapi calon mertua

Bertemu untuk pertama kalinya dengan calon mertua pasti membuat deg-degan, malu, bahkan panik. Memang betul, banyak orangtua yang sering mencari-cari kekurangan dan kesalahan calon mantunya, meski tidak sedikit yang hanya ingin memastikan, anak yang mereka cintai "jatuh" ke tangan orang yang tepat, baik, dan bijaksana.
Nah, cara terbaik untuk meyakinkan mereka adalah dengan memberikan kesan pertama yang baik. Triknya? Bersikaplah seadanya dan sebaik mungkin. Ingat, kesan pertama memegang peranan penting! Langkah selanjutnya, praktekkan trik-trik berikut jika Anda ingin menaklukkan hati calon mertua.
1. Berpakaian menarik dan sopan
Artinya, hindari celana jins sobek-sobek, dan kaos belel, tank top seronok, atau jaket kulit bagi para pria. Jangan pakai juga rok mini, kaos ketat, seksi, juga sepatu tumit supertinggi. Ingat, ini bukan waktu yang pas untuk peragaan busana. Sisir rambut dengan rapi, bersihkan telinga dan kuku, sikat gigi. Intinya: tampil sederhana, bersih, rapi, dan agak sedikit konservatif.
2. Cari informasi
Tanyakan pada pasangan, hal apa yang paling tidak disukai oleh ayah dan ibunya. Misalnya, bila ayahnya tidak suka merokok, tinggalkan rokok Anda di dalam mobil. Atau bila ibunya tidak menyukai tinju, hindari topik pembicaraan seputar tinju.
3. Mengambil hati
Bertunangan dengan seseorang yang berbeda budaya? Pada pertemuan pertama, suatu keharusan bagi Anda untuk melakukan apa yang dapat dilakukan untuk memperlihatkan bahwa Anda menghormati kebudayaan/tradisi pasangan. Pelajari sebanyak mungkin tentang tradisi mereka, terutama apa yang harus Anda lakukan pada saat pertama kali bertemu. Apakah harus berjabat tangan, membungkukkan badan, mencium tangan, atau mencium pipi. Tanyakan pada pasangan, bagaimana bahasa aslinya bila ingin mengucapkan "Senang berkenalan dengan Anda" dan "Apa kabar". Ucapkan dengan benar dan baik dan hafalkan luar kepala.
4. Bersikap sopan
Artinya mengatakan "ya" dengan benar bukan " he-eh", serta tidak lupa mengatakan "terima kasih" ataupun "silakan" pada saat yang tepat. Jangan bersendawa atau menggerakkan tubuh dengan tidak/kurang sopan.
Duduk yang rapi dan bantu membersihkan piring/ gelas yang kotor bila Anda tahu mereka tidak mempunyai pembantu rumah tangga. Ingat, hal-hal kecil yang Anda lakukan dapat sangat membekas di hati calon mertua!
5. Sapaan tepat
Jangan membuat kesalahan dalam menyebutkan kata sapaan. Yang terbaik adalah dengan menanyakan kepada pasangan, kata sapaan yang baik, benar, serta yang disukai oleh kedua orang tuanya. Apakah mereka lebih suka dipanggil "Bapak/ibu", "Om/Tante", atau malah nama kecil jika mereka berasal dari negara asing.
6. Bawa sesuatu
Sebaiknya Anda tidak datang dengan tangan kosong. Hal ini tidak berarti Anda harus membawa sesuatu benda yang mahal dan mewah. Bila membawa sesuatu buatan sendiri semisal kue, maka nilai Anda akan bertambah di mata calon mertua.
7. Perlihatkan minat
Secara insting, setiap orang akan lebih menyukai orang lain bila mereka disukai. Tunjukkan sikap penuh perhatian, tertarik, dan waspada. Caranya? Perhatikan benar bahasa tubuh. Pada saat berbicara, tataplah mata calon mertua untuk memperlihatkan bahwa Anda memperhatikan apa yang diucapkannya, duduk yang baik (tidak terlalu kaku ataupun tegang dan juga tidak terlalu santai), dan beri anggukan pada saat yang tepat.
Jaga mata Anda untuk tidak jelalatan menatap ke seluruh ruangan. Jangan menghentakkan kaki, jangan bolak-balik melihat jam tangan, serta jangan duduk dengan kaki terbuka.
8. Hindari topik aneh dan tak sopan
Hindari topik-topik seperti masalah politik, agama, atau sesuatu yang kontroversial. Kecuali jika calon mertua memang ingin membicarakannya topik tersebut. Di sisi lain, bisa saja Anda "dites" oleh mereka. Oleh karena itu, jangan bicarakan bila Anda tidak tahu, calon mertua berada di pihak yang mana.
Selain itu, hindari juga senda gurau yang mengarah atau menyinggung pornografi, menceritakan dapur keluarga Anda, dan masalah yang sangat pribadi tentang diri Anda. Sabar, semua itu belum waktunya.
9. Bersikap sopan, manis, dan baik
Perlihatkan sikap ramah, sopan, dan tidak berlebihan pada calon mertua dan juga kepada saudara kandungnya, pembantu rumah tangganya. Sikap baik yang Anda perlihatkan ini mempunyai nilai tersendiri bagi orang tuanya.
10. Jangan dibuat-buat dan jangan berpura-pura
Jadilah diri Anda sendiri. Jangan coba-coba untuk meniru sikap orang lain. Tampilkan kepribadian Anda dalam dosis yang sedikit dan hemat. Jaga nada suara. Jangan lupa pula duduk rapi dan baik.
Yang tak kalah penting adalah atur napas sedemikian rupa. Jangan cemas, semua orang yang ada di ruangan itu pun sama dengan Anda, yaitu sedang mengalami masa transisi. Masalahnya, ada yang ajab membentuk keluarga baru (Anda dan pasangan), juga ada yang bakal "kehilangan" salah satu anggota keluarganya (calon mertua).
(source : http://inggo-blog.blogspot.com/2009/04/10-jurus-menghadapi-calon-mertua.html)


Dengan berbekal hasil penelusuran saya dan jampi-jampi serta mantra-mantra dari Mbah Google tersebut, saya memantapkan diri untuk berangkat jam 9 malam. Segala tindakan antisipasi saya siapkan, mulai dari antisipasi Ban Bocor, Dompet Hilang, sampai Omelan Mertua. Saya mandi sekitar 30 menit, jauh lebih lama dari biasanya yang hanya sekitar 5 – 15 menit, dan memakai parfum hampir 3 ember serta deodorant 6 kaleng, tapi rambut saya tetap ga di sisir.
Karena ga ingin kelihatan “Ga Modal” saya berinisiatif untuk membeli makanan atau cemilan, saya memutuskan untuk membelikan Tela-Tela yang gerobaknya terlihat paling sedikit antrian nya. Tapi ternyata di sinilah petaka baru di mulai.
Saya memesan, “Bang, BBQ nya 2 dan keju nya 1 ya?”
Abang Tela-Tela : “Jadi 3 ya mas?” Pikir gue, emang dari dulu 2+1=3 kan? Pake nanya lagi. Setelah saya melihat di sekitar saya, “Ah Cuma ada 2 orang yang antri, paling lama 10 menit udah jadi.” Tapi saya salah besar, di balik kegelapan di belakang gerobak sudah ada 5 orang lainnya yang juga sedang menunggu pesanannya.
“Kampr*t, bakal lama nih ! kalo tau gini gue ga jadi beli.”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
30 MENIT KEMUDIAN
“Mas, ini pesanannya.” Suara Abang Tela-Tela membangunkan saya dari lamunan panjang saya.
“Oh iya mas, jadi berapa?” Saya langsung berdiri dan membersihkan beberapa laba-laba yang bersarang ditubuh saya serta lumut-lumut yang mulai tumbuh disekujur tubuh saya.
“Wah udah jam 9.30 nih, bakal berat malam minggu ini”
Saya pun bergegas untuk ke rumah WTH (Wanita Tanpa Hidung) tersebut.
Sesampainya didepan rumahnya, ternyata dia sudah menunggu dengan wajah malu-malu monyet-nya.
Saya langsung melepaskan “Senyuman Salah-Tingkah” yang sedikit selenge’an, dan dia membalas dengan “Senyuman Cacing Kepanasan”.
“Masuk!” Terdengar suara halus dari bibirnya,
“Iya, Mamah Papah kemana?” Kaki kanan sebagai Sunnah saya injakkan pertama kali kerumahnya, dan sok kenal dengan menanyakan Ortunya.
“Barusan keluar, tunggu bentar ya?” Sebuah kata-kata yang entah saya harus syukuri atau akan jadi malapetaka bagi saya, dan dia berjalan ke dapur.
Dalam hati saya masih bertanya-tanya, apakah saya harus “senang atau ga” karena ketidak-adaan ortunya? Senang sih iya, karena bisa menghilangkan gugup ketemu mertua. Tapi tetep ga enak sama tetangga kalo ada  Sepasang Muda-Mudi berduaan dalam rumah walau pintu depan terbuka lebar dan kami duduk di dekat pintu. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak memusingkan hal itu dan kembali berkonsentrasi dengan apa yang akan saya lakukan selanjutnya.
“Maaf lama, ini silahkan.” Dia memberikan segelas Teh Es dengan gaya seorang pembantu.
“Iya, ga usah repot-repot dong.” Ah, lumayan juga buat menghilangkan sedikit haus.
Saya membuka 3 kotak tela-tela 15 ribu dan 30 menit waktu saya,
“Ayo, silahkan dimakan.” Sumpah, saat itu mati gaya banget, mantra-mantra Si Mbah Google udah ga ada gunanya lagi. Begitu juga dengan dia, keliatan salah tingkah dan tetap malu-malu monyet.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Candle Light Dinner

15 menit kami habiskan hanya dengan saling tersenyum dan ngobrol hal yang sama sekali ga penting. Hingga sesuatu malapetaka baru terjadi, MATI LAMPU !!!
“Sial banget gue” dalam hati.
Saya bingung lagi, mau seneng atau malah ga enak.
Papah-Mamahnya ga ada, Mati Lampu, Cuma berdua, kondisi ini seperti sangat di rencanakan oleh tuhan, bukannya pikiran Ngeress saya yang  timbul tapi saya lebih takut kalo ortunya dating tiba-tiba. Dan saya langsung bergegas keluar dari rumah agar ga ada fitnah dari tetangga selagi dia mencari lampu Emergency di dalam kamarnya.
Setelah dia menyusul keluar, saya menyuruh dia untuk mengambil cemilan yang ada di ruang tamu tadi. Kami pun melanjutkan mengobrol di teras depan rumah yang remang-remang dengan cahaya lampu Emergency.
Dari kejauhan dan kegelapan mati lampu saya melihat sesosok wanita tua berjalan menuju kea rah kami, saya sudah berpikir macam-macam tentang wanita tua tersebut.
“Nenek!” Suara WBM mengejutkan saya, ternyata itu neneknya, ahhh syukurlah.
“Ga ada lilin cu? Ini ambil lilin di dalam rumah nenek.” Nenek yang baik hati ternyata. (haha)
Dia pun menyalakan lilin dan menaruhnya di sela duduk kami. Wah Sebatang Lilin, Teh Es, dan Tela-tela, udah kaya Candle Light Dinner aja nih, So Sweet banget! (Muka lu So Sweet, mana ada Candle Light Dinner pake Teh Es sama Tela-Tela, Candle Light Itu pake Western food, Steak atau sejenisnya lah, masa pake tela-tela? Indonesia banget gmana gitu)
Sambil terus bercanda kami melewati Candle Light Dinner aneh pertama saya, ga bisa saya pungkiri bahwa malam ini saya benar-benar bahagia bisa melewati malam minggu yang konyol dan aneh seperti ini. Ini akan jadi malam minggu teraneh dan terkonyol serta pengalaman pertama saya saat ngapelin cewe.
Ga terasa waktu udah menunjukkan jam 10 lewat, Listrik pun menyala dan saya kira sudah saatnya pulang, walau saya tetap ga enak meninggalkan dia sendirian di rumah.
Di jalan pulang saya hanya bisa tersenyum dan tertawa sendiri, bahkan ada orang yang ngeliat saya seperti ngeliat orang stress. Mungkin saya memang stress, tapi saya rela karena alasan stress nya saya karena kamu Wanita Berhidung Minim ku !
Selama kamu tetap tersenyum aku akan selalu menjaga agar senyum tersebut tetap berkembang dibibir mu, dan bila senyum itu mulai pudar, ku pastikan aku adalah alasan untuk senyumanmu yang selanjutnya.
Jangan bertanya lagi alasan kenapa aku menyukai kamu, karena sampai sekarang aku belum menemukan alasan yang tepat untuk tidak menyukai kamu.
Hahahaa
Lebay banget yaaa???
Ya sudah, daripada kalian pada muntah saya akhiri aja ceritanya.
Terima kasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca, Cerita ini adalah True Story namun agak sedikit di edit dan di lebaykan agar seru.
Sampai Jumpa di Postingan berikutnya !
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.

*Dedikasi penuh untuk My Little Baby, Wanita Berhidung Minimalis ku, dan Wanita Tanpa Hidung ku. Hahahaha Peace ya?

0 Comment:

Posting Komentar